Kamis, 03 Juli 2014

Diskusi, Budaya Mahasiswa ataukah Mahasiswa yang Membudayakan Diskusi




                                       Oleh: Syaiful Huda*

Jika berbicara masalah pemuda, yang terlintas langsung dalam pemikiran kita adalah sosok mahasiswa. Sosok intelektual yang dianggap mampu menjadi jembatan penghubung antara idealita dan realita, sosok yang menjadi penggerak awal untuk perubahan bangsa dan negaranya. Kriteria mutlak pemuda lebih khususnya mahasiswa yang dibutuhkan bangsa ini adalah mahasiswa yang ideal. Sejauh mana kuantitas ideal yang dibutuhkan tak jauh dari budaya yang seharusnya tertanam mendasar dalam diri setiap mahasiswa.
   Terdapat tiga poin utama yang menjadi konsen dalam membentuk budaya mahasiswa. Pertama, budaya baca, diskusi dan aksi. Kedua, kedisiplinan waktu dan ketiga yang tak kalah pentingnya adalah budaya untuk peduli akan lingkungan.

   Mahasiswa yang enggan untuk membaca layaknya seseorang yang tengah menutup diri akan kehidupan yang sebenarnya. Realitasnya yang ada saat ini, hanya sebagian saja yang tetap mempertahankan budaya baca sebagai rutinitas dan kebutuhan. Tidak menutupi, banyak dari mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan kampus hanya karena tuntutan mata kuliah yang mewajibkan mahasiswanya untuk memiliki buku, bukan karena kesadaran mahasiswanya itu sendiri untuk membaca. Patut dicari akar permasalahan dari kurangnya minat membaca mahasiswa di lingkungan kampus. Hal pertama yang dirasakan di samping masalah kesadaran dari mahasiswanya itu sendiri adalah ketersediaan buku di perpustakaan yang masih cukup minim. Letak perpustakaan yang kurang strategis juga mempengaruhi minat mahasiswa untuk berkunjung.
Doc. Pribadi
   Mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang kritis. Melalui diskusi ataupun aksi dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi yang bisa diberikan mahasiswa untuk lingkungannya. Sayangnya, budaya diskusi di kampus ini masih sangat kurang. Hanya sebagian kelompok maupun organisasi kampus saja yang aktif mengadakan diskusi sebagai salah satu budaya mereka. Sebagian memandang diskusi hanya dapat dilakukan dalam forum-forum resmi saja, namun hal tersebut merupakan salah satu pandangan yang salah akan makna diskusi yang sebenarnya. Tak harus dalam forum formal, diskusi dapat dilakukan antar teman misalnya dalam hal pembahasan mata kuliah yang dirasa sulit. Diskusi ini dapat dilakukan di manapun, tidak harus dalam ruangan kelas ataupun lingkungan kampus saja.
   Budaya mahasiswa selanjutnya yang tak kalah penting adalah kedisiplinan akan waktu. Menuju sukses, seorang mahasiswa dituntut untuk mampu mengatur waktu dengan baik Terkait kedisiplinan akan waktu ini, mahasiswa sebaiknya mampu memprioritaskan segala sesuatunya sesuai kondisi. Memaksimalkan waktu yang ada semasa muda merupakan hal terbaik yang dapat dilakukan. Masa ini adalah penentu bagaimana jati diri selanjutnya. Disaat waktu kuliah, mahasiswa harus mampu memberikan 100% yang terbaik untuk kuliahnya. Saat berorganisasi, mahasiswa juga harus memberikan 100% usaha yang terbaik untuk organisasinya. Sehingga tidak ada ketimpangan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Akan lebih baik dalam mengatur waktu, mahasiswa dapat membuat jadwal kegiatan per hari beserta evaluasinya.
   Lingkungan sangat berdampak dalam membentuk keperibadian seseorang. Dalam membentuk budaya mahasiswa yang telah disebutkan sebelumnya, akanlah menjadi hal yang sia-sia jika tidak diiringi sikap peduli mahasiswa akan lingkungannya.
   Dalam membentuk budaya mahasiswa, peran berbagai pihak sangat berpengaruh. Dalam budaya baca sendiri, untuk menarik minat, diperlukan suatu bentuk inovasi dari perpustakaan sehingga minat baca mahasiswa dapat meningkat, di samping masalah kesadaran dari mahasiswanya itu sendiri. Masalah budaya diskusi dan aksi, mindset sebagian mahasiswa akan hal ini harus dirubah. Diskusi bukanlah hanya untuk sesuatu yang menuntut keformalan dan aksi bukanlah masalah berkoar-koar tanpa adanya solusi. Kedisiplinan akan waktu haruslah menjadi budaya utama mahasiswa, dosen maupun pihak lain dalam lingkungan kampus haruslah turut mendukung. Sehingga kepedulian akan lingkungan menjadi budaya yang terus tertanam dalam setiap mahasiswa di kampus ini, dan akan menciptakan sebuah keteraturan berbudaya yang akan menciptakan kualitas kampus yang bisa dibanggakan.
Budaya yang pertama selain membaca adalah budaya diskusi,diskusi merupakan kegiatan kumpul bersama dan membicarakan hal-hal tertentu dengan tema-tema tertentu pula dan dengan tujuan tertentu pulaAda pepatah asing mengatakan bahwa ada tiga tipe orang ketika kita kumpul bersama teman-teman mereka, yang pertama orang yang kecil (small people) apa itu orang kecilOrang kecil disini bukan fisiknya yang kecil, tapi yang dimaksud orang kecil disini adalah orang dimana ketika mereka kumpul dengan teman-teman mereka hanya membicarakan materil semata misalnya: wah Hpmu bagus ya, berapa harganya, belinya dimana dan seterusnyaNah itulah sifat orang yang pertama yaitu orang kecil. Orang yang kedua adalah orang yang menengah (a grece people). apa itu orang menengahorang menengah disini adalah orang yang ketika mereka berkumpul dengan teman-teman mereka maka mereka hanya membicarakan aib seseorang. Sebagai contoh :itulo si A selalu gini, gitu, dan seterusnya. itulah yang dikatakan orang menengah. Lalu apakah orang yang ketigaorang yang terakhir ini bisa dikatakan orang besar (a greate people)Orang besar itu bagaimanaorang besar adalah orang ketika mereka berkumpul dan bertemu dengan teman-temannya mereka selalu membicarakan ide-ide dan gagasan-gagasan baru untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dimasyarakat bangsa dan negara ini.
Kita para mahasiswa diharapkan mampu menjadi orang dengan tipe yang ketiga tersebut yaitu orang yang besar (a greate people) karena mahasiswa merupakan agent of change merekalah agen-agen perubahan bangsa dari idealita mahasiswalah semua bisa terjadi. Lalu dengan apa kita mampu mewujudkan perubahan-perubahan tersebut, dengan bersatu padunya mahasiswa maka perubahan itu akan terjadi, bukti bersatunya mahasiswa bisa kita lihat saat mereka mampu bersosialisasasi antara yang satu dengan yang lainDiantara proses sosialisasi yang mereka bentuk adalah adanya diskusi antar mahasiswaDi pojok-pojok teras kampus mereka, kita bisa mengatakan bahwasannya diskusi merupakan budaya bagi mahasiswa. Bisa dianalogikan bahwa mahasiswa tanpa diskusi bagaikan sayur yang tanpa garamhambar rasanyaYang membedakan mahasiswa dan siswa adalah dari diskusi-diskusi yang mereka laksanakan.
Dulu saat kita masih SMP/SMA diskusinya hanya membincangkan apa yang tergambar ditype orang satu dan dua yaitu hanya membicarakan materil dan aib orang lain semataSekarang kita sudah tidak siswa lagi tapi mahasiswa yaitu siswa diatas siswa, maka jika saat ini kita masih membincangkan apa yang dibincangkan orang type satu dan dua saat diskusi-diskusi yang kita adakan. Lalu apa bedanya kita dengan siswa?, diera globalisasi saat ini mahasiswa diharapkan mampu berdiskusi sebagai sarana persatuan, dengan materi-materi diskusi yang mampu menimbulkan ide-ide baru dan gagasan-gagasan baru yang mampu memecahkan masalah bagi bangsa dan negara ini serta kita dituntut untuk membudayakan diskusi, karena diskusi merupakan budaya yang melekat dalam diri mahasiswa.
Lalu apakah untungnya diskusi bagi mahasiswa, banyak mahasiswa yang belum tau akan pentingnya berdiskusi. Terbukti jarang sekali melihat forum diskusi yang diadakan oleh mahasiswa saat iniMereka seakan mengesampingkan budaya diskusiBanyak diantara mahasiswa yang masih merasa takut atau malu kalau dipinta pendapatnya peribadi mengenai sebuah isu dalam sebuah forum diskusi. Alasannya bisa macam-macam. Yang pasti kita memang harus belajar memulai sesuatu dari forum yang terkecil, yang sekiranya memiliki nilai tambah bagi kemajuan wawasan kita di kemudian hari. Ruang diskusi yang diadakan dikampus-kampus akan memberi peluang bagi kita untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang muaranya akan kembali untuk kepentingan kita berupa makin luasnya cakrawala kita memahami dunia.
Kualitas masa depan pemimpin bangsa ditentukan oleh generasi sekarang yang memiliki tekad yang kuat kemauan keras untuk belajar dan berkembang dikampus maupun diluar kampusMahasiswa yang pandai diskusi, pandai melihat peluang masa depan dan berani menyampaikan kebenaran dengan santun didepan pemimpin yang berperlilaku tidak adil. Itu semua hasil dari proses diskusi, dengan digalangkannya forum diskusi di kampus dengan sendirinya akan hadir tunas-tunas bangsa yang pandai mengkaji sebuah masalah serta menyiapkan sosok pemimpin masa depan yang mampu memberikan solusi kepada masyarakat yang sedang dilanda kebingungan. Itu semua hasil dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan dikampus maupun diluar kampusUntuk itu mahasiswa dituntu untuk leibh aktif mendapatkan informasi maupun pengetahuan baru tanpa harus bergantung kepada dosen, karena dengan diskusilah kita dapat memperkaya pengetahuan yang berasal dari sudut pandang yang berbeda. Berdiskusi merupakan cara yang efektif untuk memecahkan suatu permasalahan.
Kebiasan berdiskusi dikalangan mahasiswa saat terasa menipis, Memang tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran bagi mahasiswa untuk membentuk kelompok diskusi atau forum diskusi. Apalagi sekarang pola perilaku mahasiswa yang sifatnya hedonis lebih tertarik pada acara hiburan diluar kampus dan tidak suka membiaskan dirinya untuk berdiskusi dikampus, apalagi mahasiswa yang tidak berkeinginan untuk terlibat dalam organisasi, ini menjadi faktor utama bagi mahasiswa untuk tidak terbiasa berdiskusi. Hal itu bisa dilihat dari kehidupan lingkungan kampus yang masyarakat kampusnya tidak terbiasa berdiskusi dan tidak memiliki keinginan untuk ikut berdiskusi. Kehidupan kampus hanya menjadi sebuah rutinitas tanpa henti setiap hari mahasiswanya kuliah pulang – kuliah pulang (Kupu-kupu), kebiasaan seperti ini akan berpengaruh terhadap kualitas mahasiswa.
Dan akhirnya Tak sedikit mahasiswa yang tidak mampu memberikan pendapat atau pandangan yang dipinta oleh dosen mengenai sebuah isu atau kasus yang sedang hangat di perbincangkah di tengah masyarakat atau kalangan elit birokrasi atau politisi seharusnya dia seorang mahasiswa pembelajar mampu memberikan pandangan. Ini semua Karena faktor mahasiswa yang tidak suka membaca buku, tidak mau membiasakan untuk ikut berdiskusi dengan teman dan faktor ketidak mauan untuk mencari informasi. Hal seperti ini akan menimbulkan ketidak pedulian terhadap penomena yang sedang terjadi dilingkungan masyarakat setempat. Padahal isu yang sedang aktual tersebut membutuhkan ruang untuk didiskusikan dan untuk dicarikan solusinya. Forum atau kelompok diskusi harus dikembangkan di setiap Universitas atau Sekolah tinggi, agar suasana lingkungan kampus hidup dengan kajian-kajian keilmuan dan meningkatkan iklim kritis di kalangan mahasiswa. Banyak manfaat ketika kita berdiskusi contohnya:
1.      Belajar menyampaikan pendapat peribadi
2.      Belajar menganalisa sebuah kasus
3.      Belajar berkomunikasi dengan baik
4.      Belajar menghargai pendapat orang lain
5.    Membuat kemajuan (atau membuat mahasiswa sadar akan kemajuan) menuju tujuan pembelajaran.
6.      Mengatasi reaksi-reaksi emosional dari mahasiswa
Dalam diskusi juga terdapat ide atau pendapat yang keluar dari kepala yang berbeda.
Dengan hadirnya forum diskusi. Dinilai bahwa diskusi itu penting, kenapa penting? Karena dengan diskusi membuat pikiran kita terus berjalan mencari sebuah kebenaran, dengan ini maka akan terjadinya sebuah lingkungan kampus yang hidup dengan kajian-kajian yang ilmiah dan dapat menjadikan mahasiswa peka terhadap kondisi masalah sosial, ekonomi, politik, budanya, dan agamaUntuk itu masyarakat kampus yang terbiasa berdiskusi akan memiliki daya analisis yang tajam dan juga mudah memecahakan sebuah masalah. Mahasiswa yang terbiasa berdiskusi berbeda dengan mahasiswa yang tidak suka berdiskusi, mahasiswa yang pandai berdiskusi dia lebih mudah memberikan solusi terhadap sebuah isu. Mahasiswa yang pandai dan rajin berdiskusi harus menjadi terdepan dalam memberikan solusi. Untuk itu kampus haruslah menjadi sebuah wadah bagi mahasiswa yang tidak hanya mendengarkan materi dari dosen tetapi kampus juga harus menjadi sebuah wadah untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam berdiskusi. Serta kampus juga harus menjadi sebuah filter bagi kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah atau elit politisi yang sementara ini kebijakanya tidak memihak kepada rakyat.
Diskusi merupakan budaya bagi mahasiswa. Dan mahasiswalah yang harus membudayakan diskusi. Kalau tidak dari kita para mahasiswa yang sadar dan mau membudayakan budaya diskusi, siapa lagi yang akan membudayakan hal baik itu.

* Penulis adalah Pengurus Rayon 
Ki Hadjar Dewantara PMII Komisariat Sunan Muria UMK, 
 Penggagas INMA (insan mulia) training center 
dan Mahasiswa PBI-UMK semester 6

0 comments:

Posting Komentar