Sabtu, 22 Februari 2014

Latar Belakang Lahirnya PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang terus becita-cita. Mewujudkan Indonesia kedepan  menjadi lebih baik. PMII berdiri pada tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan social politik di Indonesia. Pendirian PMII di motori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan di cetuskannya Deklarasi Murnajati 14 juli 1972, dimana PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaedi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
A. Latar Belakang
Pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi pergerakan mahasiswa islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat pada mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang beridiologi Ahlusunnah waljama’ah. Di bawah ini beberapa hal yang dapat di katakan sebagai pendirinya PMII, yaitu:
a.       Carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
b.      Tidak menentunya sisitem pemerintahan dan perundangan-undangan yang ada.
c.       Pisahnya NU dari Masyumi.
d.      Tidak enjonya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
e.       Kedekatan HMI kepada salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat di kalangan intelektual- intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahsiswa-mahasiswa yang berkultur NU. Di samping ini juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang beridiologi Ahlussunnah Waljama’ah.
B. Konferensi besar IPNU
Gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantiasa muncul dan mencapai puncaknya pada koferensi besar (KONBES) IPNU I di kaliurang pada tanggal 14-17 maret 1960. Dari forum ini kemudian muncul keputusan perikutnya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri  dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah: A. Khalid Mawardi (Jakarta)
  1. M. Said Budairy (Jakarta)
  2. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
  3. Makmun Syukri (bandung)
  4. Hilman (bandung)
  5. Ismail Makki (yogyakarta)
  6.  Munshif Nakhrowi (yogyakarta)
  7. Nuril Huda Suaidi(Surakarta)
  8. Laily Mansyur (surakarta)
  9. Abd.Wahhab Jaelani (semarang)
  10. Hizbullah Huda (Surabaya)
  11.  M. Kholid Narbuko (malang)
  12.  Ahmad Hussein (Makassar)

Keputusan lainya adalah menunjuk tiga makasiswa yaitu Hizbullah Huda, M. Said Budairy dan Makmun Syukri sebagai delegasi untuk sowan ke ketua umum PBNU pada saat itu adalah K.H. Idham kholid.
C. Deklarasi
Pada tanggal 14-16 Aplil 1960 di adakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di sekolah Muamalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makasar, serat perwakilan senat perguruan tinggi yang bernaung di bawah NU. Pada saat itu di perdebatkan nama organisasi yang akan di dirikan. Beberapa nama usulan tersebut di antaranya dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny dan dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali di persoalkan kepanjangan dari “P” apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya di sepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMIi menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susuna Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekertaris umum. Ketiga orang tersebut di beri amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusn PB PMII. Adapaun PMII di deklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tangal 17 Syawwal 1379 hijriah.
D. Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara structural maupun fungsional. Selanjutnya sejak Dasawarsa 70-an , ketika rezim neo-fasis Orde baru mulai mengerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas dan issue back to campus serat organisasi-organisasi profesi kepemudaan mulai di perkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. Pada tanggal 14 Juli 1971 melalu Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, di wujudkan Manifest Independensi PMII.
Betapapun PMII mandiri, idiologi PMII tidak terlepas dari paham Ahlussunnah Waljama’ah yang merupakan cirri khas NU. Ini berarti secra kultural idiologis, PMII dengan NU tidak bias di lepaskan. Ahlussunnah waljama’ah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan aswaja PMII pembedaan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII daei NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakikatnya keduanya susah untuuk di renggangkan.
E. Makna Filosofis
Dari namanya PMII yang di tinjau dari segi makna Filosofis terdiri dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “mahasiswa”, “Islam” “Indonesia”. Makna “pergerakan” yang di gantung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (mahluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan konstribusi positive pada alam sekitarnya. “pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi kehutanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas dari mahasiswa terbangun oleh citra dari sebagian insane religious, insane dinamis, insane social, dan insane mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, social kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan Negara.
“islam” yang terkandung dalam PMII adalah islam sebagai agama yang di pahami dengan haluan/paradigma Ahlussunnah Waljama’ah yaitu konsep kedekatan terhadap ajaran agama islam secara proporsional antara iman, islam dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap dan pola perilaku tercemin sikap-sikap selektif, akomodatif dan integrative. Islam terbuka, progresif dan transformatif demikian platform PMII, yaitu islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan ini adalah sebuah rahmat.karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradap (citilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan idiologi bangsa (pancasila) serta (UUD 45).
F. Lambang PMII diciptakan oleh H. Said Budairi
Makna lambang:


  1. Perisai berarti ketahanan dan keampuhan Mahasiswa Islam Indonesia terhadap berbagai tantanga dan pengaruh dar luar.
  2. Bintang adalah perlambang ketingian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
  3. 5 bintang sebelah atas adalah menggambarkan Rasulullah dengan empat Sahabat terkemuka (Khulafa’ul Rasyidin)
  4. Empat bintang sebelah bawah adalah menggambarkan empat Madzhab yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah.
  5. Sembilan bintang sebagai jumlah bintang dalam lambang dapat berarti ganda, yakni Rasulullah dengan empat Sahabatnya serta empat Imam Madzhab. Laksana bintang bersinar cemerlang, mempunyaikedudukan tinggi dan sebagai penerang umat manusia.
  6. Sembilan orang penyebar Islam di Indonesia yang terkenal di sebut Walisongo.
  7. Biru sebagai mana warna tulisan PMII berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan Indonesia yang mempersatukan kepulauan Indonesia dan merupakan kesatuan wawasan Nusantara.
  8. Biru muda sebagai warna dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan takwa.
  9. Kuning sebagai warna dasar perisai sebelah atas, berarati identitas kemahasiswaan yang menjadi sulfat dasar pegerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta pengharapan masa depan.

0 comments:

Posting Komentar