Sabtu, 09 Desember 2017

PMII Peduli Jogja Pacitan

PMII Sunan Muria tengah melakukan galang dana
Kudus - Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Sunan Muria Universitas Muria Kudus tengah melakukan penggalangan dana untuk membantu korban banjir Pacitan dan Yogyakarta. Aksi yang bertemakan “PMII Sunan Muria peduli bencana Jogja, Pacitan” ini diikuti sekitar 50 orang, Rabu (6/12/2017).
Aksi ini terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama berlokasi di 5 titik lampu merah pada siang harinya (Proliman, Aisyiyah, Ngembal, Jember, Tanjung) dan sesi kedua di alun-alun Kudus pada malam harinya.
Koordinator aksi, Ahmad Yusron mengungkapkan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana yang melanda beberapa daerah dan bentuk untuk mengasah sisi kemanusiaan anggota dan kader.
“Kami selalu melakukan penggalangan dana sebagai bentuk kepekaan dan kepeduliaan terhadap bencana yang terjadi” ujar Yusron.
Sementara itu, Ketua PMII Komisariat Sunan Muria Noor Khayati mengungkapkan bahwa kepekaan dan kepedulian anggota dan kader PMII harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Aksi ini juga sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap korban bencana banjir di Jogja dan Pacitan.
Sumbangan yang terkumpul hingga hari ini sebesar Rp 4 Juta. Rencananya sumbangan tersebut akan disalurkan melalui PMII Jogja dan Pacitan yang lokasinya lebih dekat dengan bencana.


Selasa, 28 November 2017

Kukuhkan Pengurus Baru, PMII Siap Tangkal Radikalisme di Kampus

Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mengukuhkan 100 orang lebih, sebagai pengurus baru yang tersebar di seluruh perguruan tinggi. Jumlah tersebut merupakan pengurus harian, baik PB PMII maupun Korps PMII Putri (Kopri).

Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang mengatakan, momen Hari Kesaktian Pancasila dijadikan pelecut semangat pengurus, untuk menangkal radikalisme. Pancasila sebagai azas tunggal dalam berorganiasi.

"Tidak ada lagi azas yang lainnya dalam berorganisasi dan bernegara," tegas Agus, Jakarta, Senin, 2 Oktober 2017.

Agus menegaskan, PMII dipastikan berkomitmen menjadi garda terdepan dalam proses deradikalisasi di kampus. Dia menyayangkan adanya organisasi yang ngotot menggantikan Pancasila dan munculnya radikalisme di dunia pendidikan.

Dengan keberadaan PMII yang sudah memiliki 230 cabang dan 24 koordinator cabang di seluruh Indonesia, kata Agus, bukan hal yang tak mungkin jika organisasi ini bisa menangkal radikalisasi di kalangan kampus.

"PMII akan mampu memperkenalkan Islam Indonesia yang rahmatan lil alamin," kata dia.

Menurut Agus, PB PMII memiliki empat agenda besar. Antaralain, membumikan ahlusunnah wal jama'ah di internal kampus, fokus modulasi dalam gerakan advokasi, mendorong gerakan enterpreneurship, dan memperkenalkan Islam yang ramah dalam ranah internasional, terutama di forum-forum internasional.

"Untuk itu, diharapkan para pengurus bisa menjaga kekompakan. Di mana, kekompakan menjadi syarat dan modal dalam bergerak," tandas Ketua Umum PB PMII.

Sabtu, 25 November 2017

Diskusi Sejarah R.M.P Sosrokartono



Diskusi sejarah peringatan hari pahlawan
Kudus – Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sunan Muria menggelar Diskusi Sejarah R.M.P Sosrokartono dalam rangka peringatan hari pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November. Diskusi yang bertemakan “Perkokoh Persatuan untuk Negeri demi Terciptanya Indonesia Hebat”  diikuti oleh seluruh anggota dan kader PMII Sunan Muria, Kamis (16/11/2017).
Ketua pelaksana kegiatan Zuhri Syarofi, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya sebagai peringatan hari pahlawan saja, melainkan sebagai ajang silaturrahim dan sarana untuk mengenal R.M.P Sosrokartono yang selama ini dikenal sebagai kakak dari R.A Kartini.
“Kegiatan ini dilatarbelakangi adanya kondisi bahwa banyak yang belum mengenal sosok R.M.P Sosrokartono yang juga termasuk Pahlawan dan Guru Ir.Soekarno” ujar zuhri.
Sementara itu, Ketua PMII Komisariat Sunan Muria Noor Khayati mengungkapkan bahwa diskusi seperti ini sangat perlu dan harus dilestarikan. Karena melalui kegiatan seperti ini, kader PMII dapat meneladani dan mengambil pelajaran dari perjalan hidup R.M.P Sosrokartono. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan daya nalar kritis kader dalam berintelektual.
"R.M.P Sosrokartono merupakan putra dari R.M. Ario Sosrodiningrat dan kakak dari R.A Kartini. Beliau adalah mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda dan telah menunjukkan kepandaiannya sejak kecil. Banyak hal yang bisa kita teladani dari mbah Sosrokartono salah satunya adalah Catur Murti, dimana Pikiran, Perkataan, Perbuatan dan Perasaan haruslah selaras. Selain itu, H. Temu Sunarto mengungkapkan kebahagiannya karena kegiatan ini menunjukkan bahwa masih ada anak muda yang ingin belajar sejarah dan meneladaninya” ujar H. Temu.

Jumat, 21 Juli 2017

Pengurus Baru Sunan Muria Resmi Dilantik

Iqbal Abdul Rouf (Ketum PC PMII Kudus) sedang melantik Pengurus Rayon dan Komisariat Sunan Muria
Kudus - Sejumlah pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sunan Muria Universitas Muria Kudus (UMK) masa khidmat 2017-2018 beserta tiga Rayonnya telah resmi dilantik, Minggu (16/7/2017) pagi. Acara Pelantikan dan Halal bi halal dengan tema "Merajut Silaturrahim Menuju Sinergitas Pergerakan" tersebut diselenggarakan oleh perwakilan pengurus Komisariat dan Rayon PMII Sunan Muria UMK.

Acara yang berlangsung di gedung PCNU Kudus tersebut dihadiri oleh sejumlah anggota, kader, senior dan alumni. Diantaranya yaitu, Suwoko, Ahmad Amir faisol, Panji Subrata, dan Agus Sulistiyo yang sekaligus menjadi narasumber diskusi. Dalam diskusi, Ahmad Amir Faisol mengaku banyak ilmu yang dia dapat dari PMII. “Saya bisa menjadi seperti ini berkat PMII. Dengan memperbanyak silaturrahim saya merasa terbantu karena memiliki banyak jaringan”, ungkapnya.

Sedangkan Suwoko, satu diantara sejumlah Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII Sunan Muria berpesan agar Rayon maupun Komisariat nantinya dalam rapat kerja membuat program yang relevan dan harus melihat kebutuhan kader. “Jangan lupa untuk melibatkan alumni yang sudah tersebar di berbagai profesi. Ada yang di jurnalis, politik, berwirausaha, dan pendidikan”, terangnya.

Dua narasumber lain, Agus Sulistyo dan Panji Subrata, sepakat untuk bisa melibatkan alumni dalam proses belajar. Selain itu mereka juga bercerita tentang pengalamannya di PMII dan merindukan momen berkumpul bersama sahabat-sahabat PMII. Halal bi halal menjadi momen dimana alumni dan senior menceritakan romantisme pergerakan kala itu.

Dalam sambutan, Iqbal Abdul Rouf, berharap kepengurusan baru mampu melebarkan sayap. "Diharapkan kepengurusan baru mampu melebarkan sayap kaderisasi ke fakultas yang belum ada Rayonya". tutur ketua PC PMII Kudus itu.

Noor Khayati selaku ketua Komisariat Sunan Muria UMK masa khidmat 2017-2018, menegaskan untuk tetap merapatkan barisan dan maju bersama demi mewujudkan PMII Sunan Muria UMK yang lebih baik. Tidak hanya itu, intelektualitas kader dan anggota juga perlu ditingkatkan dalam mewarnai dinamika pergerakan yang ada.

Dia juga menjelaskan, tiga Rayon yang dilantik yaitu, Rayon Ki Hajar Dewantara, Rayon Teknik dan Rayon Moh Hatta. “Kami berharap kedekatan emosional kader, senior dan alumni dapat terjaga demi terciptanya sinergitas pergerakan. Dan kami meminta doa restu serta dukungan kepada senior dan alumni agar mampu menjalankan roda organisasi dengan penuh tanggung jawab dan membawa PMII Sunan Muria UMK menjadi lebih baik,” terangnya saat ditemui usai acara.