Kamis, 27 Februari 2014

That’s Love

istimewa
Sahabat,,,Cintai tu bukan nafsu
Cinta itu bukan harus
Tapi, cinta itu menahan ketika cinta menyapa,
Katakaniya, bila kau punya
Bukan kata “ tidak”, tapi “ tunggu”
Bila kau rasa dalam yakinmu,
Ada yang lebih indah
Dari sekedar cinta, yaitu penantian,,,
Meniti cinta dalam sebuah kepastian
Tuk dapatkan cinta yang haqiqi dan jodoh impian
Maka,,, untuk cinta ada waktunya, itulah….
pembuktian pada dunia

Bahwa kaupunya“ CINTA”

               Kudus, 28 Februari 2014

Aku dan Indonesiaku

Sudah aku mengeja
Sudah aku membaca
Sudah aku coba pahami
Semakin aku membuka lembaran lembaran selanjutnya
Semakin aku tak mengerti
Semakin aku tak mengerti Indonesiaku
Semakin aku tak mengerti masyarakatnya
Indonesiaku gila atau aku yang gila?
Aku yang gila
Bukan Indonesiaku.


Bangsa ini milik kita; Indonesia.
Kudus, 27 Januari 2014
 

Guyonan

Istimewa
Bola apa yang enak dimakan ?( Bola..ng Baling )
Buah apa yang ada di tiang listrik ?( Buah…haya Tegangan Tinggi )
Apa buktinya wortel menyehatkan mata? ( sampai sekarang  ‘gak ada KELINCI yang pake kacamata )

Pendidikan Sebagai Proses Pemerdekaan

Pendidikan Sebagai Proses Pemerdekaan

Seiring berjalannya waktu, pendidikan di Indonesia mengalami berbagai peristiwa dari masa ke masa sesuai dengan rezim yang memerintah. Di masa orde lama pendidikan diarahkan ke arah sosialis. Dimana pendidikan merupakan hak semua kelompok masyarakat, tanpa memandang kelas atau status sosial. Di masa orde baru pendidikan lebih kepada alat pembenaran bagi kepentingan penguasa dan kroni-kroninya. Dunia kampus pun dibungkam dan dipasung kreativitasnya agar tidak bersuara lantang dan membahayakan para penguasa dan kroni-kroninya. Di masa pasca reformasi nampaknya pendidikan belum beranjak dari keterpurukan. Pendidikan justru diarahkan menuju pendidikan yang komersialis. Pendidikan dianggap sebagai produk kapitalis yang diharapkan mampu memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi para pemilik modal.
Doc. Pribadi
Dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat (1) yang menetapkan “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Pergeseran yang terjadi pada pendidikan era reformasi adalah hubungan negara dan masyarakat mengalami perubahan cukup besar, serta telah menyimpang dari ketentuan konstitusi. Karena pengaruh globalisasi yang ditunggangi oleh kepentingan pasar, berakibat pendidikan bukan lagi sebagai upaya mecerdaskan bangsa atau proses pemerdekaan manusia, tetapi mulai bergeser menuju komodikasi pasar.

Rabu, 26 Februari 2014

Silaturahmi dengan para "Aktivis"

Anam/lentera
Bersama-sama dari Sekretariat PMII Komisariat Sunan Muria Universitas Muria dan PC. PMII Kudus. Kader-kader PMII dengan menggunakan Grand Max Pick Up, menuju kediaman rumah Sahabat Muhrom Zainul Mahmudi (25/02).
Perjalanan yang mencapai 2 Jam dari pukul 22.00 WIB akhirnya sampai di Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.
“walaupun dengan kondisi dingin dengan bak terbuka, kami selalu semangat” tutur Achmad Hasan.

Senin, 24 Februari 2014

Rosy Belajar Barjanji

                                                                                     Prastyo/Lentera

B
elajar tanpa mengenal waktu. Itulah yang dilakukan Ahmad Rosyidi Ainul Yaqin (22) di sela-sela kesibukannya menjadi Presiden Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.

Walaupun menjadi orang nomor satu di Ekonomi, Rosi tetap mau belajar agama. Setiap malam senin dan jumat sekitar pukul 18.00 WIB bersama-sama dengan kader PMII di Bascam, dia selalu belajar barjanji, Tahlil, Baca Al-quran dan Manaqib.
“berjanji dan tahlil sangatlah perlu untuk pengembangan diri, terutama untuk kader Nahdyin. Selain kita bisa belajar agama, kita juga siap bila mana masyarakat meminta kita untuk memimpin tahlilan dan sebagainya”.

Sabtu, 22 Februari 2014

Ahlussunnah Waljama'ah (ASWAJA)

AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH (ASWAJA)

A.    Pengantar
Telah terhadap Ahlussunnah Waljama’ah ( Aswaja ) sebagai bagaian dari kajian keislaman merupakan upaya yang mendudukkan aswaja secara proporsional, bukannya semata-mata untuk mempertahankan sebuah aliran atau golongan tertentu yang mungkin secara subyektif kita anggap baik karena rumusan dan konsep pemikiran teologis yang diformulasikan oleh suatu aliran, sangat dipengaruhi oleh suatu problem teologis pada masanya dan mempunyai sifat dan aktualisasinya tertentu.
Pemaksaan suatu aliran tertentu yang pernah berkembang di era tertentu untuk kita yakini, samahalnya dengan aliran teologi sebagai dogma dan sekaligus mensucikan pemikiran keagamaan tertentu. Padah aliran teologi merupakan fenomena sejarah yang senantiasa membutuhkan interpretasi sesuai dengan konteks zaman yang melingkupinya. Jika hal ini mampu kita antisipasi berarti kita telah memelihara kemerdekaan (Hurriyah); yakni kebebasan berfikir (Hurriyah Al-Ra’yi), kebebasan berusaha dan berinisiatif (Hurriyah Al-Irodah) serta kebebasan berkiprah dan beraktivitas (Hurriyah Al-Harokah) (Said Aqil Siradj : 1998).
Berangkat dari pemikiran diatas maka persoalan yang muncul kemudian adalah bagaimana meletakkan aswaja sebagai metologi berfikir (Manhaj Al-Fikr)? Jika mengharuskan untuk mengadakan sebuah pembaharuan makna atau inpretasi, maka pembaharuan yang bagaiman abisa relevan dengan kepentingan Islam dan Umatnya khususnya dalam intern PMII. Apakah Aswaja yang telah dikembangkan selama ini didalam tubuh PMII sudah masuk dalam kategori proporsional? Inilah yang mungkin akan menjadi tulisan dalam tulisan ini.
B.     Aswaja dan Perkembangannya
Melacak akar-akar sejarah munculnya istilah Ahlulsunnah Waljama’ah, secara etimologis bahwa Aswaja sudah terkenal sejak Rosulullah SAW.

Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
A.  Pendahuluan
Pergerakan mahasiswa islam Indonesia berusaha menggali sumber nilai dan potensi insani warga pergerakan yang dimodifikasi dalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang di beri nama NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PMII. Hal ini sangat penting sebagai pembena rapa yang dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan PMII agar tujuan organisasi dapat berjalan secara maksimal,  baik secara individu maupun bersama untuk dapat menginternalisasikan NDP ini.

B.     Arti, Fungsi, dan Kedudukan NDP
  Ø  Arti
Secara esensial nilai dasar pergerakan (NDP) adalah sublimasi nilai-nilai ke islaman dan keindonesiaan dengan kerang kapemahaman ahlussunah waljama’ah yang menjiwai sebagai aturan, memberiarah dan pendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan  PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak. Islam mendasari dan memberikan spirit serta inspirasi dalam NDP ini yang meliputi cakupan aqidah  ,syariat dan akhlak dalam upaya kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat. Juga merupakan sebuah upaya memahami,  menghayati dan mengamalkan islam tersebut7
Ø Fungsi
a)      Kerangka Refeksi
Sebagai kerangka refleksi, NDP bergerak pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat kebenaran ideal.
b)     Kerangka Aksi
Sebagai kerangka aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata aktualisasi diri, pembelajaran social yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual.
c)      Kerangka Ideologis
1.    Menjadi suatu rumusan yang mampu memberikan proses ideology di setiap kader secara bersama-sama, sekaligus memberikan dialektikan antara konsep dan realita   yang mendorong proses kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses perubahan social yang diangankan secara terorganisir.
2.    Menjadi landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insani pergerakan yang aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan social yang memberi tempat bagi demokratisasi dan penghargaan HAM.
Ø Kedudukan
1.    NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dan aktivitas pergerakan.

Latar Belakang Lahirnya PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang terus becita-cita. Mewujudkan Indonesia kedepan  menjadi lebih baik. PMII berdiri pada tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan social politik di Indonesia. Pendirian PMII di motori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan di cetuskannya Deklarasi Murnajati 14 juli 1972, dimana PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaedi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
A. Latar Belakang
Pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi pergerakan mahasiswa islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat pada mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang beridiologi Ahlusunnah waljama’ah. Di bawah ini beberapa hal yang dapat di katakan sebagai pendirinya PMII, yaitu:
a.       Carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
b.      Tidak menentunya sisitem pemerintahan dan perundangan-undangan yang ada.
c.       Pisahnya NU dari Masyumi.
d.      Tidak enjonya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
e.       Kedekatan HMI kepada salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat di kalangan intelektual- intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahsiswa-mahasiswa yang berkultur NU. Di samping ini juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang beridiologi Ahlussunnah Waljama’ah.
B. Konferensi besar IPNU
Gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantiasa muncul dan mencapai puncaknya pada koferensi besar (KONBES) IPNU I di kaliurang pada tanggal 14-17 maret 1960. Dari forum ini kemudian muncul keputusan perikutnya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri  dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah: A. Khalid Mawardi (Jakarta)
  1. M. Said Budairy (Jakarta)
  2. M. Sobich Ubaid (Jakarta)

MAPABA RAHTAWU 2013

          Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII Komisariat Sunan Muria Universitas Muria Kudus pada kali ini bertempat di Ds. Rahtawu, Kec. Gebog, Kab. Kudus.
Kegiatan Berlangsung pada tanggal 04 - 06 Oktober 2013, dimana di ikuti 72 Mahasiswa yang tersebar dari beberapa Fakultas. Ketua panitia adalah Sahabat Adi Arifiyansah.
inilah foto-foto kegiatan:





Sabtu, 15 Februari 2014

Awal Berorganisasi

             
Sore itu Hasim datang menemui Robi di Bascam organisasi mereka. Dengan motor ala era orde baru (motor 75), Hasim membawa kabar gelisah. Di sapalah Hasim oleh Robi, “Hai Cuk, Kelihatannya jenengan kok gelisah. Ada apa to?”. Biasalah permasalahan organisasi, sahut Hasim.
Gimana-gimana, ayo ngopi. Semua permasalahan kan selesaikan diwarung kopi, ajak Robi. “ayo-ayo siap gus”, Hasim terlihat semangat.
Gini loh gus, saya masih bingung dengan keberadaan saya di organisasi. Karena masih harus memikirkan akademik. Biasa ndan, tadi orang tua lagi telephon., trus ya mbahas tentang kuliah. Curhat Hasim.