Senin, 16 Februari 2015

Ketum PB PMII Tak Jadi Datang ke Kudus. Apakah Takut Mitos Rajah Kalacakra?

Dari (kiri) Ir. Soekarno, K.H. Abdurahman Wahid (gus Dur), Susilo Bambang Yudhoyono, Jokowi, Aminudin Ma'ruf (Ketum PB PMII)
Ketua umum PB PMII Aminudin Ma'ruf kemarin Rabu (11/2) dijadwalkan akan melantik pengurus cabang PMII Kudus. Namun setelah di konfirmasi ulang, ternyata berhalangan hadir dan diwakilkan Bendahara Umum karna beralasan menghadiri kongres KNPI di Papua.
Apakah Amin takut dengan mitos rajah kalacakra?

Masyarakat Kudus masih percaya bila ada presiden atau pimpinan yang datang ke kota kretek akan lengser. Mitos tersebut tidak lepas dari cerita masa lampau, dimana sunan kudus memberikan perlindungan kepada muridnya, aryo penangsang dari lawannya.
Rajah tersebut dipercaya dapat menumbangkan pejabat tinggi dari kekuasaannya. Sampai sekarang masyarakat percaya, bahwa rajah tersebut masih berpengaruh.
Berdasarkan data sejarah, sejumlah presiden pernah datang di kota yang khas akan soto kerbau ini. Diantaranya presiden Abdurahman Wahid (Gus dur) dan SBY.
Gus dur datang kudus tahun 2002 dimana waktu itu beliau masih menjabat presiden ke-4. Saat itu gus dur mengunjungi salah satu kediaman ulama' terkemuka, yaitu K.H. Sya'roni Ahmadi.
Berselang beberapa bulan, gus dur melalui mekanisme MPR di berhentikan dari jabatannya.
Begitu pula dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kedatangannya ke Kudus sekitar maret 2014 dengan agenda meninjau pelaksanaan progam BPJS di RSUD Kudus.
Sama seperti Gus Dur, selang beberapa bulan SBY lengser dari jabatannya. Karna memang periode jabatannya sudah selesai. Dan sudah di periode ke dua, maka untuk pemilu 2014 tidak dapat mencalonkan lagi.
Begitu juga dengan Jokowi. Kamis (29/1), presiden di jadwalkan melakukan ground breaking pembangunan Waduk logung di Desa Kandangmas, Dawe, Kudus. Berapa media sudah mengabarkan akan kedatangan orang nomor satu tersebut. Namun sampai sekarang tokoh PDIP tersebut belum datang ke Kota Kerek.

Mitos rajah kalacakra boleh di percaya atau tidak. Bagi mereka yang percaya, mereka akan mengambil data-data sejarah yang pernah ada. Namun bagi yang tidak, akan menganggapnya sebagai kebetulan semata. (prastyo/lentera)

0 comments:

Posting Komentar