Senin, 08 Februari 2021

JEJAK SUNAN MURIA : AJARAN MERAWAT BUMI DAN KESENIAN JAWA

 



Raden Umar Said atau yang dikenal Sunan Muria merupakan salah satu Wali Songo yang berhasil menyebarkan agama Islam di daerah utara Jawa tepatnya di sekitar Gunung Muria.

Kisah perjuangan beliau membangun masyarakat yang religius di atas Gunung Muria bukanlah hal yang mudah. Berdakwah di  masyarakat dengan kepercayaan animisme merupakan tantangan tersendiri  untuk Sunan Muria.

Menyayangi bumi dan mempelajari agama menjadi dua materi yang masuk dalam pendekatan . Beliau menekankan bahwa kehidupan itu bukan serta merta menjaga hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan lingkungannya.

Sunan Muria  berdakwah sambil mengajarkan keterampilan mengolah bumi untuk masyarakat Colo. Mereka diajari bagaiman beternak, berkebun, dan mengolah hasil bumi.

Peninggalan jejak Sunan Muria di bidang kesalehan dengan alam sekitar adalah tumbuhan hasil olahannya bersama dengan masyarakat Colo atau Lereng Gunung Muria yang berupa pohon Kayu Adem Ati, hutan Jati Keramat, Kayu Pakis Haji, Buah Pari Joto, dan Ngebul Bulusan.

Masyarakat Colo percaya bahwa tanaman-tanaman tersebut penuh keberkahan sebagai peninggalan Sunan Muria. Salah satunya adalah buah Pari Joto yang berkhasiat untuk kebaikan janin bagi orang hamil.

Membaur dengan Kesenian Jawa

Beliau memiliki keahlian memainkan gamelan dan wayang. Kemahirannya dalam bidang seni ini pula yang membuat Sunan Muria mampu melahirkan tembang berjudul Sinom dan Kinanti.

Melalui lagu-lagu itulah Sunan Muria menyelipkan nilai-nilai Islam sehingga dapat membaur dengan masyarakat. Sehingga ajaran islam berangsur di terima dan menyebar di sekitar Gunung Muria.

Dari jejak Sunan Muria tersebut maka masyarakat dituntut untuk terus melestarikan lingkungan sekitar agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan manusia itu sendiri. Serta tak lupa mencintai budaya bangsa sendiri.

Jangan sampai kita terjajah oleh budaya luar. Wujud kepribadian seorang muslim dan muslimah  seperti itulah yang ingin dibentuk oleh Sunan Muria dalam dakwahnya.

Artikel ditulis oleh:

Saka. Kader Rayon Ki Hadjar Dewantara. lahir dan besar di lereng muria. Seorang yang jenaka, tawa dari sahabatnya merupakan harta  yang berharga.

 

 

 

 

 

Minggu, 07 Februari 2021

MENJADI SAMA DI ATAS PERBEDAAN

 



Bukankah memiliki lebih dari satu komitmen untuk menyikapi beberapa hal yang berbeda dapat menambah kecakapan seseorang? Terkadang seseorang memilih untuk tidak berkomitmen pada dua hal yang berbeda. Kejadian ini disebabkan seseorang takut tidak diterima, hanya karena dia memiliki komitmen bertolak belakang.

Komitmen bukan hanya tentang tanggung jawab dan apa saja kewajiban yang harus ia kerjakan. Namun juga apa yang bisa dipelajari dari setiap komitmen yang ia pegang.

Harusnya orang Indonesia tidak bisa memungkiri bahwa ia hidup di negara yang kaya akan keberagaman. Namun kebanyakan orang Indonesia menyalah artikan keberagaman itu sebagai sebuah persaingan. Artinya kelompok lain tidak boleh lebih baik dari kelompoknya. 

Sebuah persaingan bisa berdampak positif, seluruh orang dapat berlomba-lomba menunjukkan hal terbaik yang ada pada dirinya. Namun akhir-akhir ini perlombaan itu menjadi sarang keegoisan yang cenderung mengakibatkan persaingan tidak sehat hanya karena politik dan kekuasaan. Akibatnya mereka lupa bagaimana cara menghargai kelompok lain. 

Isu-isu perpecahan yang makin marak di Indonesia ternyata juga terjadi di dunia perkuliahan yang notabene dipenuhi oleh kaum intelektual. Nepotisme ternyata masih menjadi budaya yang belum bisa hilang bahkan setelah muncul kebudayaan baru bernama kolaborasi.

Perang politik untuk merebutkan kekuasaan seolah menjadi hal wajib yang ada pada kehidupan organisasi di dunia perkuliahan. Mereka saling menyalahkan satu sama lain bahkan cenderung menjelek-jelekkan lawannya agar terlihat paling sempurna didepan umum. Mana makna intelektual yang lekat ada pada diri mahasiswa?

Masihkah ada Pancasila diantara kita? Pancasila mana yang katanya sebagai pandangan hidup bangsa? Apakah kita lupa dengan nilai-nilai yang kita terima saat berada pada bangku pembelajaran? Atau mungkin kita perlu duduk di bangku itu lagi untuk mengingat nilai-nilai yang sudah lama terkubur oleh keserakahan dan keegoisan diri yang semakin menjadi-jadi?

Sungguh, harusnya kita malu dengan anak-anak yang ada di bangku Sekolah Dasar. Karena setiap pagi mereka masih melafalkan Pancasila dan menempatkan Pancasila pada sanubarinya. 

Sesungguhnya kita memiliki tujuan yang sama. Dan harusnya kita tidak perlu memperebutkan siapa yang paling memiliki sumbangsih dalam memajukan Indonesia pada umumnya serta Organisasi perkuliahan pada khususnya.

Kita ini sama, sama-sama memiliki sumbangsih demi memajukan Indonesia. Jadi untuk apa saling menunjukkan dirinya yang terbaik jika kita bisa berjalan selaras, saling menghormati, serta bersama-sama mencapai cita-cita yang sama.

Akan lebih mudah jika mencapai tujuan tertentu dengan bergerak bersama tanpa memiliki pandangan “Mereka lebih buruk”. Hai… bagaimana kita bisa mengetahui kita lebih baik dari yang  lain jika untuk mendekatkan diri, saling bertukar pikiran, dan saling mengenal saja tidak pernah kita lakukan? 

Hingga semua itu selalu menempatkan manusia pada dua pilihan yang berbeda. Mengapa seseorang selalu dihadapkan pada dua pilihan? Lalu bagaimana jika seseorang itu bisa menjalankan kedua pilihan itu secara bersamaan? Apakah dia berdosa? Tidak, justru dia orang yang mudah berkembang karena dia bisa menjalankan dua pilihan pada dua komitmen yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. 

Perbedaan itu baik jika ada toleransi di antara dua hal yang berbeda. Namun dewasa ini, seseorang bisa dengan mudah mengkafirkan orang lain hanya karena mereka berbeda. Seseorang mudah sekali menganggap orang lain berdosa karena tidak sepaham dengannya. Lucu sekali, kini tugas Tuhan seolah sudah berada ditangan ciptaan-Nya.(*)


Artikel Ditulis oleh: 

Dean, seseorang yang penuh tanya, penuh ambisi, serta suka bercerita tentang semua hal yang meresahkan di dunia. Aktif pada siang hari namun lebih aktif lagi pada malam hari.

 

Kamis, 04 Februari 2021

KELUARGA MAHASISWA UMK MENGGELAR AKSI PEDULI BANJIR KUDUS

Foto: Relawan dari Ormawa UMK membantu membungkus nasi untuk didistribusikan kepada korban bencana banjir Kudus. (Dik/Lentera)


Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMK menjadi motor penyelenggara Aksi Peduli Banjir Kudus. Kegiatan tersebut dilangsungkan pada Kamis, (4/2).

Aksi tersebut berada di tiga titik desa terdampak di kudus yaitu di desa Setrokalangan, Jati wetan, dan Pasuruan Lor. Tingginya curah hujan serta meluapnya sungai wulan merupakan penyebab terjadinya banjir di kecamatan Kaliwungu dan berbagai desa di Kudus. 

Kondisi banjir di Desa Setrokalangan masih terbilang mengkhawatirkan. Ketinggian air masih setinggi lutut orang dewasa.

Aksi yang bertajuk Panggilan Jiwa Relawan tersebut diikuti oleh berbagai organisasi mahasiswa (ORMAWA) di lingkup UMK. Mulai dari UKM, BEM Fakultas, Hima Prodi sampai Organisasi eksternal seperti PMII, HMI, dan sebagainya.

Selain itu Keluarga Mahasiswa UMK juga terus berkoordinasi dengan lembaga terkait guna memaksimalkan bantuan yang diberikan. Di antaranya adalah BPBD, PMI, dan yang lainnya. 

Koordinator acara Muhammad Sokhibul Imam (20) menambahkan, tujuan kegiatan ini sebagai  bentuk kesigapan keluarga mahasiswa UMK dalam pengawalan pembangunan di kabupaten Kudus, khususnya tindak bencana alam.

“Untuk pendistribusian tenaga di lapangan, tanpa komando silakan bergabung dan membantu yang lain baik di dapur umum maupun gudang," ujar laki laki yang akrab disapa Marcel ini.

Di akhir kegiatan tersebut terlihat raut muka yang lesu dari para mahasiswa. Mereka saling bahu membahu bergerak bersama atas nama kemanusiaan. Tapi dibalik itu ada pengalaman yang tak akan pernah mereka lupakan.

Dengan diadakannya kegiatan seperti ini mengukuhkan tentang seorang mahasiswa yang harus berpegang teguh pada Tridarma Perguruan Tinggi. Khususnya poin ketiga yaitu pengabdian masyarakat. (Dik/Lentera)



Selasa, 02 Februari 2021

PERGERAKAN MANUSIA TIDAK STAGNAN




Dalam sebuah hidup manusia, pasti tidak stagnan. Kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan. Hal itu akan menunjang perkembangan diri manusia itu sendiri. 

Jangan terlalu mengikuti alur kehidupan. Terjang apa yang seharusnya menjadi kehendak diri demi kebaikan. Yang dibutuhkan manusia adalah menjadi kreatif dan inovatif, demi menjebol dinding kebosanan.

Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide. Hal tersebut akan menghasilkan penyempurnaan, efektivitas, dan efisiensi pada suatu sistem.

Ada dua aspek penting pada kreativitas, yaitu proses dan manusia. Proses yang berorientasi tujuan, yang didesain untuk mencapai solusi suatu permasalahan. 

Sedangkan manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu dan yang lainnya pastilah melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda dalam membangun bisnisnya. 

Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang akan dicapai. Semakin kreatif orang tersebut menggunakan peluang yang ada, maka semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka jalankan.

Hambatan-hambatan tersebut hendaknya diminimalisir atau justru dihilangkan. Pasalnya, dalam berwirausaha kreativitas sangatlah dibutuhkan dan jangan sampai hambatan menjadi permasalahan yang membuat ide kreatif kita tidak berkembang. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas wirausaha merupakan kemampuan seseorang untuk menuangkan ide dan gagasan melalui berpikir kreatif. Mampu menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras, dan ketekunan.

Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif.  Dengan inovasi, wirausahawan dalam menciptakan sesuatu baik sumber daya produksi baru maupun pengelolaan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi. Potensi yang difokuskan adalah menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses, bahan, teknologi dan orang. 

Untuk membantu memunculkan kreativitas, kita dapat melihat cara pandang kita terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru. 

Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi yang inovatif, gunakanlah otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja. 

Proses kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan, evaluasi dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut. 

Terakhir, untuk menjadi seorang yang kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif. Tujuannya agar dapat menjadi orang yang sukses.

 

Artikel ditulis oleh:

Roy. Mahasiswa manajemen kelahiran Pati, Mei 2000. Senang membuat tulisan yang mengandung unsur seseorang harus punya kreativitas dan inovatif dalam hidup, tidak hanya stagnan mengikuti alur kehidupan.