Semarang- Kesejahteraan
mungkin dikatakan jauh untuk para pedagang-pedagang asongan yang beroprasi di
Stasiun Poncol, Semarang. Dengan jumlah 124 pedagang, persaingan untuk
menjajakan barang dagangan semakin terasa. Ketika kamis kemarin (25/10) ditanya
oleh reporter lentera, banyak dari mereka mengeluh tentang profesinya tersebut.
Dari penumpang yang sepi sampai ada larangan untuk berdagang dilokasi tersebut.
Sedikit
banyak peraturan
yang diterapkan oleh PT. KAI Poncol yang terasa mencengkam dihati para pedagang. Karna ada sebuah peraturan dimana pedagang asongan tidak boleh beroprasi di areal stasiun. Dengan adanya larangan tersebut, maka para pedagang akan kebingungan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.
yang diterapkan oleh PT. KAI Poncol yang terasa mencengkam dihati para pedagang. Karna ada sebuah peraturan dimana pedagang asongan tidak boleh beroprasi di areal stasiun. Dengan adanya larangan tersebut, maka para pedagang akan kebingungan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.
“Sering
mas kita mendapatkan perlakuan tidak baik dari petugas keamanan di sini, ya
mungkin salah kita juga sih. Namun ya ini lah mata pencaharian kami” tutur Yoyo
(62) salah satu pedagang asongan ditempat tersebut.
Para
pedagang ternyata bukan hanya berdagang di area stasiun saja, melainkan didalam
gerbong kereta juga mereka lakoni. dikarenakan mereka harus bekerja extra untuk
memenuhi kebutuhannya.
Banyak
dari mereka berharap untuk ditertibkan dan mendapatkan tempat yang layak.
Dengan adanya itu, mereka tidak kucing-kucingan dengan petugas keamanan mencari
kesempatan untuk berjualan, layaknya kucing dengan tikus. “keinginan kami cuma
sedikit, kami hanya ingin mendapatkan tempat yang layak untuk berdagang. Jika
mungkin itu belum bisa. Setidaknya diberikan rompi supaya terlihat tertib, dan
yang paling penting tidak ada larangan lagi untuk berjualan” tambah Yoyo. (Ar13)
0 comments:
Posting Komentar