Senin, 12 November 2012

Dilema Pedagang Asongan di Poncol


Semarang- Kesejahteraan mungkin dikatakan jauh untuk para pedagang-pedagang asongan yang beroprasi di Stasiun Poncol, Semarang. Dengan jumlah 124 pedagang, persaingan untuk menjajakan barang dagangan semakin terasa. Ketika kamis kemarin (25/10) ditanya oleh reporter lentera, banyak dari mereka mengeluh tentang profesinya tersebut. Dari penumpang yang sepi sampai ada larangan untuk berdagang dilokasi tersebut.
Sedikit banyak peraturan
yang diterapkan oleh PT. KAI Poncol yang terasa mencengkam dihati para pedagang. Karna ada sebuah peraturan dimana pedagang asongan tidak boleh beroprasi di areal stasiun. Dengan adanya larangan tersebut, maka para pedagang akan kebingungan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.
“Sering mas kita mendapatkan perlakuan tidak baik dari petugas keamanan di sini, ya mungkin salah kita juga sih. Namun ya ini lah mata pencaharian kami” tutur Yoyo (62) salah satu pedagang asongan ditempat tersebut.
Para pedagang ternyata bukan hanya berdagang di area stasiun saja, melainkan didalam gerbong kereta juga mereka lakoni. dikarenakan mereka harus bekerja extra untuk memenuhi kebutuhannya.
Banyak dari mereka berharap untuk ditertibkan dan mendapatkan tempat yang layak. Dengan adanya itu, mereka tidak kucing-kucingan dengan petugas keamanan mencari kesempatan untuk berjualan, layaknya kucing dengan tikus. “keinginan kami cuma sedikit, kami hanya ingin mendapatkan tempat yang layak untuk berdagang. Jika mungkin itu belum bisa. Setidaknya diberikan rompi supaya terlihat tertib, dan yang paling penting tidak ada larangan lagi untuk berjualan” tambah Yoyo. (Ar13)

0 comments:

Posting Komentar