Kekerasan Dalam Pacaran, Kok Bisa?
Oleh: Putri Mawiliana (Ketua IV Bidang Pemberdayaan Perempuan PC. PMII Kab. Kudus)
Pacaran kan masa- masa yang indah, kog bisa terjadi kekerasan ya. Ini masa dimana kita bisa terbang melayang ke udara, sampai ke langit tujuh. Kalau ada apa- apa selalu berduaan terus sama si dia. Terkadang sahabat Lentera selalu menomor satukan doi. Betul nggak? Sampai – sampai orang tua saja disuruh ngantri untuk mendapatkan perhatian dari sahabat.
Pasti, ini adalah masa dimana sahabat merasa menjadi orang yang paling bahagia, karena mempunyai pacar yang selalu memperhatikan dan memberikan kasih sayang. Tak jarang, pengalaman pahit dan senang pun dilampaui. Mulai dari proses penjajakan atau perkenalan yang lebih jauh, tak dipungkiri bahwa telah terjadi berbagai peristiwa disana, tak terkecuali kekerasan dalam pacaran (dating violence).
Wah..memang ya, terkadang cinta bisa membuat kita melakukan apa saja. Termasuk bisa membuat kita terlena dengan janji- janji manis doi. Apakah sahabat lentera merasa kalo si dia suka memaksakan kehendak nya? Apakah pemaksaan itu disertai kekerasan fisik juga?. Atau malah membuat sahabat Lentera di jauhi sama teman- teman karena sahabat jarang ngumpul sama teman- teman.
Menurut data yang diperoleh dari Rifka Annisa1, ada beberapa jenis Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) yang kerap dialami, yakni:
- Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencekram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik yang lain.
- Kekerasan psikologis seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan menjelek-jelekan dan lainya.
- Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya (memanfaatkan atau mloroti pasangan).
- Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memesakan hubungan tidakan hubungan seksual dibawah paksaan dan ancaman.
- Tindakan stalking seperti mengikuti, membututi dan serangkaian aktivitas yang mengganggu privasi dan membatasi aktivitas sehari-hari pasangan.
“Pencegahan dating violence bisa saja dilakukan dengan penyadarkan bahwa expresi cinta tidak harus dengan melakukan tindakan fisik. Serta hal- hal preventif juga bisa dilakukan, seperti berkomitmen untuk berpacaran sehat, lalu sikap saling terbuka antar kedua pihak. Sahabat Lentera juga harus asertif (berani mengatakan tidak ) terhadap hal- hal yang tidak kita sukai”. (Buku Kekerasan dalamPacaran)
‘Mencintai juga tidak berarti memiliki, serta pacaran tidak harus selalu bersama.’ 2
- Rifka Annisa yang berarti “Teman Perempuan” adalah sebuah organisasi non pemerintah yang didirikan pada tanggal 26 Agustus 1993. Sebelumnya Rifka Annisa dikenal sebagai pusat krisis untuk perempuan. Sejak tanggal 20 Mei 2005 Rifka Annisa menjadi perkumpulan. Rifka Annisa telah menangani 4952 kasus kekerasan pada perempuan, posisi pertama kasus KDRT sebanyak 3274 kasus, dan posisi kedua kasus dating violance tercatat 836 kasus, tercatat dalam bulan Oktober 2012.
Beralamatkan di Jl. Jambon IV, Kompleks Jatimulyo Indah,Jogjakarta, Indonesia. Website: http://www.rifka-annisa.or.id
Disampaikan oleh Rifka Annisa pada buku ‘Kekerasan Terhadap Perempuan’.
0 comments:
Posting Komentar