Fitriya/Lentera |
Puluhan
kader PMII pati tersedot datang ke kota kretek. Mereka terhipnotis dengan
diskusi “Hell on
Earth” di Kamboja yang kemarin kamis (13/02) dilaksanakan oleh Pengurus Rayon
Ki Hadjar Dewantara PMII Komisariat Sunan Muria di Depan Gedung KWU UMK.
Bersama-sama
dengan kader PMII di Komisariat Sunan Muria, diskusi yang di pandu oleh Nurul
Fajryah Putri menghadirkan narasumber Mutohhar, M.Pd. yang dimana beliau baru
hangat-hangatnya dari Negara Kamboja.
“terima kasih sahabat dari PMII Komisariat Joyo Kusumo STAI Pati yang datang sangat banyak, sampai membuat gempar UMK. kami sengaja
membuat forum intelektual ini, disamping kita dapat mengetahui pendidikan di
Kamboja dan Vietnam, kita juga mengerti akan kisah Pol Pot yang terkenal kejam
di Kamboja. Ironisnya Pol Pot adalah guru”. Tutur Fitriya DNA.
Mutohhar
menuturkan, ketika berada di tempat
pembantaian, rasanya terbawa dengan kondisi yang terjadi dulu. Sangat mencengkam
sekali. Orang pintar semuanya di bunuh dan yang bodoh di biarkan. Untuk tempat
penyiksaannya di lakukan di sebuah bangunan sekolah.
Selain
membicarakan tentang Pol Pot, Mutohhar juga menyinggung pendidikan yang ada di
kamboja dan Vietnam. Dimana kebanyakan orang-orang Vietnam sudah menyebar
kemana-mana. Setiap ada forum pendidikan international pasti orang Vietnam ada
disana. Kamboja pun demikian, Negara yang merdeka tahun 1953 perkembangannya
sudah seperti Indonesia yang merdeka tahun 1945.
“saya
banyak bertemu dengan orang-orang Vietnam di sana. Ketika berbicara masalah disiplin
ilmu dipendidikan keguruan, mahasiswa Indonesia begadang malam karna mereka masih mempersiapkan
RPP. Jika mahasiswa Vietnam, sudah pada tahap mempersiapkan strategi yang akan di berikan untuk mengajar besok. Jadi
kita terlalu terjebak dalam hal administrasi.
Ironisnya, kebanyakan RPP yang di hasilkan adalah dari Copy-Paste. Dan itu terjadi pada pendidik kita” Tambah
Mutohhar yang masih aktif mengajar di
Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muria Kudus.
Tentang Pol Pot
Pol Pot |
Saloth Sar (lahir 19 Mei 1928 – meninggal 15 April 1998 pada
umur 69 tahun), lebih dikenal sebagai Pol Pot,
adalah pemimpin Khamr Merah dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga 1979. Pemerintahannya banyak disalahkan untuk kematian sekitar
dua juta warga Kamboja, meski perkiraan jumlahnya beragam.
·
1928 - Lahir di Prek Sbauv di Indochina Perancis (wilayah di provinsi Kompong Thong,Kamboja pada
masa kini).
·
1949 - Memenangkan
beasiswa untuk mempelajari teknik radio di Paris. Dalam masa
tersebut, dia menjadi seorang komunis dan
bergabung dengan Partai
Komunis Perancis.
·
1953 - Kembali ke
Kamboja, di mana pemberontakan komunis melawan Perancis sedang berlangsung.
·
1954 - Perancis meninggalkan
Indochina. Raja Norodom Sihanouk mengadakan pemilu dan membentuk partai
Demoktratik Kamboja. Melalui intimidasi dan menggunakan
popularitasnya, dia berhasil mengusir orang-orang komunis dan memperoleh
seluruh kursi pemerintahan. Pol Pot lari ke persembunyian dan melatih anggota
yang direkrutnya.
·
Akhir 1960-an -
Memulai pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah dengan dukungan Tiongkok.
·
1970 - Sihanouk
beralih ke pihak Pol Pot karena dijatuhkan Jendral Lon Nol yang didukung Amerika
Serikat.
·
1973 - Pihak Vietkong meninggalkan
Kamboja.
·
1975 - Partai Komunis
Kamboja mengambil alih kekuasaan. Lon Nol melarikan diri ke AS.
·
1975
- 1979 - Pol pot berkuasa, dengan sistem Komunisme.
Museum Genosida Tuol Sleng adalah sebuah Museum yang terletak di kota Phnom Penh, Kamboja. Tempat ini merupakan sebuah Kamp Konsentrasi pada masa rezim Komunis Khmer Merah yang
berkuasa diKamboja, pada saat itu dari tahun 1975-1979. kamp Konsentrasi ini di bangun oleh Pol Pot, pemimpin dari Khmer Merah untuk
menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Nama Tuol
Sleng merupakan Bahasa Khmer yang
berarti "Bukit Pohon Beracun".
Bagian Luar dari Museum Genosida Tuol Sleng |
Tuol
Sleng merupakan bekas "sekolah Tuol Svay Prey Secondary School". Pada
masa rezim Khmer Merah berkuasa areal Sekolah yang terdiri atas empat gedung
bertingkat 3 gedung dijadikan sebagai Penjara dan Tempat Intrograsi para Tahanan. Gedung-gedung ini diberi nama A,
B, C, D dan semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot. Kelima
bangunan di kompleks tersebut diubah pada bulan Agustus 1975, empat bulan setelah Khmer Merah memenangkan perang saudara, Sekolah
tersebut diubah menjadiPenjara dan
Tempat Interogasi Pusat. Khmer Merah mengganti namanya menjadi
"Penjara Keamanan 21" atau "Kompleks (S-21)" dan
pembangunan dimulai dengan menyesuaikannya dengan Penjara untuk Narapidana, sekeliling bangunan ditutupi
denganKawat Berduri dan dialiri Listrik, Ruang Kelas diubah menjadi Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dan Ruang Penyiksaan, dan semua Jendela ditutup dengan JerujiBesi dan Kawat Berduri untuk mencegah tahanan kabur dari
tempat tersebut.
Dari tahun 1975 sampai 1979, diperkirakan
"17.000 orang" dipenjarakan di Tuol Sleng (perkiraan lain menunjukkan
angka setinggi 20.000, meskipun jumlah sebenarnya tidak diketahui). Setiap satu
hari, 1.000-1.500 tahanan dibunuh dan disiksa. Mereka berulang kali disiksa dan
dipaksa untuk menyebutkan anggota keluarga dan rekan dekat, yang nanti pada
saat gilirannya ditangkap, disiksa dan dibunuh. Dalam bulan-bulan awal
keberadaannya S-21, sebagian besar korban berasal dari rezim sebelumnya
"Lon Nol" dan termasuk tentara pemerintahan orang-orang seperti Pejabat Pemerintah, serta Pelajar, Dokter, Guru, Mahasiswa, Buruh, Biarawan, Insinyur,dll.
Bahkan,
ribuan Aktivis Partai dan keluarga mereka dibawa ke Tuol
Sleng dan dibunuh. mereka yang ditangkap termasuk beberapa politisi tertinggi komunis berpengaruh seperti Khoy Thoun, Vorn Vet dan Hu Nim. Meskipun alasan resmi penangkapan
mereka adalah untuk "penyuluhan", orang-orang ini mungkin telah
dilihat oleh Pol Pot pemimpin Khmer Merah sebagai pemimpin berpotensi kudeta terhadap dirinya. Keluarga para korban
sering dibawa secara massal untuk diinterogasi dan kemudian dibunuh di Ladang
Pembantaian Ek Choeung. (http://id.wikipedia.org). (Fitriya/Lentera)
Ruang Kelas yang dijadikan Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dengan ukuran 10x16 |
Kumpulan Tengkorak manusia, bukti kekejaman Khmer Merah |
Seorang Ibu dengan Bayinya yang juga merupakan Korban Rezim Khmer Merah di Tuol Sleng |
Foto Korban Tuol Sleng |
0 comments:
Posting Komentar