Minggu, 16 Maret 2014

“Neraka Dunia”; PMII Pati Menyerang Kudus

Fitriya/Lentera
Puluhan kader PMII pati tersedot datang ke kota kretek. Mereka terhipnotis dengan diskusi “Hell on Earth” di Kamboja yang kemarin kamis (13/02) dilaksanakan oleh Pengurus Rayon Ki Hadjar Dewantara PMII Komisariat Sunan Muria di Depan Gedung KWU UMK.
Bersama-sama dengan kader PMII di Komisariat Sunan Muria, diskusi yang di pandu oleh Nurul Fajryah Putri menghadirkan narasumber Mutohhar, M.Pd. yang dimana beliau baru hangat-hangatnya dari Negara Kamboja.

“terima kasih sahabat dari PMII Komisariat Joyo Kusumo STAI Pati yang datang sangat banyak, sampai membuat gempar UMK. kami sengaja membuat forum intelektual ini, disamping kita dapat mengetahui pendidikan di Kamboja dan Vietnam, kita juga mengerti akan kisah Pol Pot yang terkenal kejam di Kamboja. Ironisnya Pol Pot adalah guru”. Tutur Fitriya DNA.
Mutohhar menuturkan, ketika  berada di tempat pembantaian, rasanya terbawa dengan kondisi yang terjadi dulu. Sangat mencengkam sekali. Orang pintar semuanya di bunuh dan yang bodoh di biarkan. Untuk tempat penyiksaannya di lakukan di sebuah bangunan sekolah.
Selain membicarakan tentang Pol Pot, Mutohhar juga menyinggung pendidikan yang ada di kamboja dan Vietnam. Dimana kebanyakan orang-orang Vietnam sudah menyebar kemana-mana. Setiap ada forum pendidikan international pasti orang Vietnam ada disana. Kamboja pun demikian, Negara yang merdeka tahun 1953 perkembangannya sudah seperti Indonesia yang merdeka tahun 1945.
“saya banyak bertemu dengan orang-orang Vietnam di sana. Ketika berbicara masalah disiplin ilmu dipendidikan keguruan, mahasiswa Indonesia  begadang malam karna mereka masih mempersiapkan RPP. Jika mahasiswa Vietnam, sudah pada tahap mempersiapkan strategi  yang akan di berikan untuk mengajar besok. Jadi kita  terlalu terjebak dalam hal administrasi. Ironisnya, kebanyakan RPP yang di hasilkan adalah dari Copy-Paste. Dan  itu terjadi pada pendidik kita” Tambah Mutohhar yang masih aktif mengajar di  Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muria Kudus.



Tentang Pol Pot
Pol Pot
Saloth Sar (lahir 19 Mei 1928 – meninggal 15 April 1998 pada umur 69 tahun), lebih dikenal sebagai Pol Pot, adalah pemimpin Khamr Merah dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga 1979. Pemerintahannya banyak disalahkan untuk kematian sekitar dua juta warga Kamboja, meski perkiraan jumlahnya beragam.
·         1928 - Lahir di Prek Sbauv di Indochina Perancis (wilayah di provinsi Kompong Thong,Kamboja pada masa kini).
·         1949 - Memenangkan beasiswa untuk mempelajari teknik radio di Paris. Dalam masa tersebut, dia menjadi seorang komunis dan bergabung dengan Partai Komunis Perancis.
·         1953 - Kembali ke Kamboja, di mana pemberontakan komunis melawan Perancis sedang berlangsung.
·         1954 - Perancis meninggalkan Indochina. Raja Norodom Sihanouk mengadakan pemilu dan membentuk partai Demoktratik Kamboja. Melalui intimidasi dan menggunakan popularitasnya, dia berhasil mengusir orang-orang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan. Pol Pot lari ke persembunyian dan melatih anggota yang direkrutnya.
·         Akhir 1960-an - Memulai pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah dengan dukungan Tiongkok.
·         1970 - Sihanouk beralih ke pihak Pol Pot karena dijatuhkan Jendral Lon Nol yang didukung Amerika Serikat.
·         1973 - Pihak Vietkong meninggalkan Kamboja.
·         1975 - Partai Komunis Kamboja mengambil alih kekuasaan. Lon Nol melarikan diri ke AS.
·         1975 - 1979 - Pol pot berkuasa, dengan sistem Komunisme.
Museum Genosida Tuol Sleng adalah sebuah Museum yang terletak di kota Phnom Penh, Kamboja. Tempat ini merupakan sebuah Kamp Konsentrasi pada masa rezim Komunis Khmer Merah yang berkuasa diKamboja, pada saat itu dari tahun 1975-1979. kamp Konsentrasi ini di bangun oleh Pol Pot, pemimpin dari Khmer Merah untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Nama Tuol Sleng merupakan Bahasa Khmer yang berarti "Bukit Pohon Beracun".
Bagian Luar dari Museum Genosida Tuol Sleng
Tuol Sleng merupakan bekas "sekolah Tuol Svay Prey Secondary School". Pada masa rezim Khmer Merah berkuasa areal Sekolah yang terdiri atas empat gedung bertingkat 3 gedung dijadikan sebagai Penjara dan Tempat Intrograsi para Tahanan. Gedung-gedung ini diberi nama A, B, C, D dan semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot. Kelima bangunan di kompleks tersebut diubah pada bulan Agustus 1975, empat bulan setelah Khmer Merah memenangkan perang saudara, Sekolah tersebut diubah menjadiPenjara dan Tempat Interogasi Pusat. Khmer Merah mengganti namanya menjadi "Penjara Keamanan 21" atau "Kompleks (S-21)" dan pembangunan dimulai dengan menyesuaikannya dengan Penjara untuk Narapidana, sekeliling bangunan ditutupi denganKawat Berduri dan dialiri Listrik, Ruang Kelas diubah menjadi Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dan Ruang Penyiksaan, dan semua Jendela ditutup dengan JerujiBesi dan Kawat Berduri untuk mencegah tahanan kabur dari tempat tersebut.
Dari tahun 1975 sampai 1979, diperkirakan "17.000 orang" dipenjarakan di Tuol Sleng (perkiraan lain menunjukkan angka setinggi 20.000, meskipun jumlah sebenarnya tidak diketahui). Setiap satu hari, 1.000-1.500 tahanan dibunuh dan disiksa. Mereka berulang kali disiksa dan dipaksa untuk menyebutkan anggota keluarga dan rekan dekat, yang nanti pada saat gilirannya ditangkap, disiksa dan dibunuh. Dalam bulan-bulan awal keberadaannya S-21, sebagian besar korban berasal dari rezim sebelumnya "Lon Nol" dan termasuk tentara pemerintahan orang-orang seperti Pejabat Pemerintah, serta Pelajar, Dokter, Guru, Mahasiswa, Buruh, Biarawan, Insinyur,dll.

            Bahkan,  ribuan Aktivis Partai dan keluarga mereka dibawa ke Tuol Sleng dan dibunuh. mereka yang ditangkap termasuk beberapa politisi tertinggi komunis berpengaruh seperti Khoy Thoun, Vorn Vet dan Hu Nim. Meskipun alasan resmi penangkapan mereka adalah untuk "penyuluhan", orang-orang ini mungkin telah dilihat oleh Pol Pot pemimpin Khmer Merah sebagai pemimpin berpotensi kudeta terhadap dirinya. Keluarga para korban sering dibawa secara massal untuk diinterogasi dan kemudian dibunuh di Ladang Pembantaian Ek Choeung. (http://id.wikipedia.org). (Fitriya/Lentera)

Ruang Kelas yang dijadikan Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dengan ukuran 10x16

Kumpulan Tengkorak manusia, bukti kekejaman Khmer Merah

Seorang Ibu dengan Bayinya yang juga merupakan Korban Rezim Khmer Merah di Tuol Sleng
Foto Korban Tuol Sleng

0 comments:

Posting Komentar