Mengutip sebuah ungkapan ““qulil haqqa walau kaana
murran” katakanlah kejujuran itu walaupun itu pahit. Ibarat obat, terkadang
semakin obat itu pahit, maka semakin manjur untuk menyembuhkan penyakit,inilah
pepatah yang pantas menggambarkan sebuah kejujuran,ketika kita sadar akan
sebuah kejujuran maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dari kejujuran
tersebut.
Kata kunci etika dan moralitas adalah kejujuran. Jujur
untuk mengungkapkan apa adanya tanpa harus menutupinya oleh alasan apapun,
termasuk alasan dan ketakutan akan rasa malu karena harus menanggung resiko
dari kejujuran. Satu diantara sekian resiko kejujuran adalah menerima kenyataan
“pahit” yang harus ditanggung oleh para pelaku kejujuran. Tidak berarti bahwa
setiap kejujuran itu harus dibayar dengan harga “pahit”, banyak orang kemudian
dimuliakan dan mendapatkan tempat terhormat karena kejujurannya.
|
Doc. Pribadi
|
Terkadang, demi status sosial, gengsi dan ego maka
sebagian orang mencari jalan pintas untuk lebih memilih berbohong daripada
mengungkapkan sebuah kejujuran. Jujur sangat identik dengan kebenaran.
Mengungkapkan kejujuran sama halnya mengungkapkan kebenaran. Sebaliknya,
kebohongan atau dusta itu identik dengan bermuka dua ibarat pepatah, “musang
berbulu domba”.